OPINI TENTANG FILM WORLD WAR Z
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
World War Z
Hal pertama-tama yang menarik dari World War Z adalah trailernya. Ya,
trailer World War Z tidak terlalu banyak menceritakan isi film, hanya
saja sajian tumpukan mayat hidup yang luar biasa banyak kiranya sudah
menggugah untuk segera menyaksikannya, dalam proses penggarapannya, World War Z yang disutradarai oleh Marc Forster (Quantum of Solace)
ini menyimpan begitu banyak cerita. Yang pertama tentu saja adalah
perbedaannya dengan buku berjudul sama karangan Max Brooks yang
merupakan sumber adaptasi kisah film ini. Jika dalam bukunya, narasi
yang dipakai adalah sebuah penelusuran terhadap orang-orang yang menjadi
surivor dari seluruh dunia tanpa satu jagoan utama maka di
filmnya ada sosok Gerry yang diperankan oleh Brad Pitt sebagai sosok
protagonist. Hal ini sempat menimbulkan protes dari penggemar bukunya
karena menurut mereka justru bentuk narasi itulah yang menjadi
keunggulan utama World War Z dan mampu menciptakan ketegangan serta aura epic
invasi zombie secara massal daripada hanya mengikuti satu karakter
utama yang mencoba bertahan hidup. Cerita kedua yang muncul adalah
mengenai pemunduran jadwal rilis yang mencapai enam bulan dimana film
ini awalnya akan dirilis pada Desember 2012 tapi pada Juni 2012
dilakukan shooting ulang. Bagi saya itu adalah sebuah pertanda
buruk. Memundurkan jadwal karena menghindari persaingan dengan film lain
saja bagi saya sudah pertanda buruk karena pihak studio berarti tidak
yakin dengan filmnya, apalagi sampai melakukan pengambilan gambar ulang.
Jadi seperti apakah film zombie dengan bujet sebesar $190 juta ini?
Sedari awal, Marc Forster tidak ragu untuk menggeber film ini
dengan kecepatan tinggi. Tidak butuh waktu lama bagi Gerry Lane yang
merupakan mantan pegawai di PBB beserta keluarganya untuk menghadapi
sebuah invasi zombie besar-besaran disaat mereka tengah terjebak
kemacetan di Philadelphia. Setelah itu mereka harus berpindah dari satu
tempat ke tempat lain untuk bertahan hidup dari serangan zombie-zombie
yang bergerak cepat dan berjumlah sangat banyak. Bantuan dari PBB sempat
datang dimana Gerry dan keluarganya mendapat tempat tinggal yang aman
di kapal militer PBB. Namun Gerry mendapat tugas untuk terjun ke medan
perang guna mencari cara menangkal virus yang sudah menyebar secara
massal tersebut. Dengan bantuan pasukan militer, Gerry mulai menelusuri
satu per satu negara di dunia untuk mencari cara menyelesaikan teror
virus misterius tersebut. Saat saya menulis bahwa film ini memiliki
zombie yang berjumlah sangat banyak maksud saya adalah benar-benar
banyak. Bukan lagi berjumlah ratusan atau ribuan namun menyentuh angka
jutaan, karena dalam film ini mayoritas umat manusia telah tewas dan
secara otomatis berubah menjadi zombie. Jadi bicara skala, ini adalah
film zombie dengan skala terbesar yang pernah saya tonton. Melihat
ribuan zombie berkumpul dan mampu bergerak begitu cepat memang terasa
luar biasa. Adegan zombie memanjat tembok di Yerusalem adalah salah satu
momen paling gila di film ini.
Namun langsung tancap gas sejak awal bukan hanya memberikan kelebihan
pada filmnya yang menjadi lebih intens tapi juga berefek pada tidak
diberikannya porsi lebih terhadap pengenalan karakter ataupun
pembangunan konfliknya yang menjadi terasa terlalu cepat. Saya tidak
masalah bahkan menyukai film yang terus bergerak cepat dan tidak
bertutur terlalu lama untuk memulai ketegangan dan kisah utamanya, tapi World War Z terasa
terlalu cepat diawal dan tidak memberikan kesempatan bagi penontonnya
untuk setidaknya bersiap menerima apa yang akan disajikan oleh film ini.
Tapi untungnya semua adegan dengan tempo cepat tersebut sanggup
dieksekusi dengan begitu maksimal oleh Marc Forster. Dengan bantuan
bujet raksasa dan penggarapan Forster yang menyajikan adegannya dengan
cepat dan tidak terlalu berlama-lama bermain pada sebuah momen tertentu
membuat saya tetap berhasil dihibur oleh World War Z. Para zombie
mampu terlihat ganas dengan gerakan cepat dan jumlahnya yang luar biasa
banyak membuat ketegangan film ini terjaga dengan baik hingga akhir.
Beberapa momen juga sanggup membuat saya terkaget untuk kemudian
lagi-lagi disusul dengan momen menegangkan yang membuat saya terpaku
pada layar bioskop.
Sayangnya, ketegangan yang sukses dibangun oleh para zombie tersebut tidak diimbangi dengan kandungan gore dan banjir darah yang seimbang. Sebuah film zombie tanpa gore memang terasa begitu hambar, da World War Z terlalu memposisikan dirinya pada ranah untuk menghibur semua kalangan sehingga begitu meminimalisir kandungan kekerasan yang ada. Baik itu adegan sadis maupun darah yang ada begitu minim dan terasa malu-malu untuk muncul. Bahkan sebuah adegan yang memperlihatkan pemotongan tangan saja tidak ditampilkan secara gamblang. Hal ini terasa tidak seimbang dengan jumlah zombienya yang mencapai jutaan. Namun lagi-lagi bagaimana Forster mampu merangkum film ini degan tensi yang terjaga dan tempo yang cepat membuat kekurang gilaan film ini menjadi cukup termaafkan meski sebenarnya saya masih menyayangkan hal tersebut. Coba bayangkan jika jumlah kesadisannya disesuaikan dengan zombie yang ada, maka jadilah film ini bagaikan gabungan antara Evil Dead, Dawn of the Dead dan Contagion.
Kelebihan lain dari film ini adalah kehadiran Brad Pitt yang mampu menampilkan kharismanya sebagai leading man dalam sebuah film survivor-action ini.
Sosoknya mampu terlihat begitu tangguh tanpa terasa berlebihan,
berhasil dalam mengemban porsi drama saat harus berinteraksi dengan
keluarganya, dan berhasil membuat saya bersorak kegirangan saat ia
membantai ratusan zombie yang menyerang. Sebuah adegan di penghujung
film saat dengan kerennya ia berjalan di koridor melewati puluhan zombie
membuat saya ingin bersorak dan bertepuk tangan. Bicara soal penghujung
film, saya merasa bahwa beberapa footage yang memperlihatkan beberapa kejadian di penjuru dunia lain justru terasa begitu epic dan
mengalahkan momen-momen lain di pertengahan film. Dari situ saya
berkesimpulan bahwa film ini bisa menjadi luar biasa andaikan lebih
setia pada novelnya dan tidak mengambil cara gampang dalam narasi
naskahnya. Meski kita sudah dibawa melihat sosok Brad Pitt berkeliling
dunia membasmi zombie, tapi alangkh lebih keren lagi jika masing-masing
negara diperlihatkan bagaimana mereka berperang menghadapi zombie karena
masing-masing punya cara tersendiri untuk menghadapi wabah tersebut.
Secara keseluruhan World War Z tidaklah seperti judulnya yang terkesan begitu epic, tapi bicara film zombie film inin tetap punya skala yang besar dan sanggup menghadirkan ketegangan yang konsisten.
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar